Dan Tikuspun Rapat
ada kisah menarik terinspirasi dari kitab klasik.
Pada suatu hari disebuah rumah, tinggal segerombolan tikus. Tampaknya mereka sedang rapat. Membahas 'pagebluk" yang menimpa komunitas mereka,. akhir-akhir ini, hampir setiap hari satu atau dua ekor tikus mati. Penyebabnya satu, ada kucing baru di rumah itu. Ya banyak tikus mati dimangsa kucing baru itu. Kehadiran kucing itu menimbulkan kepanikan yang luar biasa.
Rapat dipimpin oleh sesepuh komunitas tikus tersebut. Sesi usulan dibuka, bermacam-macam usulan dilemparkan, mulai dari meracun kucing, mengeroyok sampai usulan "hijrah" dari rumah terebut. Tapi usulan-usulan tersebut dimentahkan oleh sebagian atau seluruh forum rapat tersebut, karena dianggap tidak realistis dan tidak relevan. Waktu semakin berjalan, namun tidak ada satu pendapatpun yang solutif, keputus asaan mulai menghinggapi seluruh peserta rapat. Namun, ditengah-tengah keheningan ruangan rapat tersebut, tiba-tiba berdiri sesekor tikus muda, "saya usul", suaranya lantang memecah suasana," permasalahan utama kenapa banyak saudara-saudara kita yang mati di mangsa kucing adalah, karena mereka tidak menyadari kehadiran tikus disekitar mereka" suaranya menggema begitu meyakinkan, menyihir peserta rapat yang lain." saya yakin", lanjutnya," korban akan dapat dihindarkan kalau kita punya 'sistem peringatan dini kedatangan kucing' ", sontak hujah-hujahnya yang rasional itu menerbitkan harapan dikalangan mereka, ada yang mendengar dengan manggut-manggut, sekedar terperangah dengan ide brilian tersebut, bahkan ada yang sampai berteriak histeris. " usul konkrit!!" ujarnya sambil menghela napas, membuat rangan menjadi tegang, menanti solusi konkrit oleh tikus muda yang cerdas itu. " sebagai 'sistem peringatan dini kedatangan kucing' tersebut kita akan MEMASANG LONCENG dileher kucing tersebut, setiap kucing itu mendekati kita dalam radius delapan meter, kita akan tahu kedatangannya dan kita akan ada waktu 10 detik untuk lari....". Tanpa dikomando seluruh peserta berteriak setuju. Sorak sorai bersahutan, mereka saling memeluk, bahkan tikus muda sang empunya ide beberapa kali dipanggul oleh tikus lain. Tampaknya mereka tenggelam dalam eforia kebahagiaan. Mereka yakin . dengan "solusi konkrit" tersebut, nyawa mereka akan terselamatkan.
Namun, ditengah-tengah hiruk pikuk tersebut, ada seekort ikus senior, yang tiba-tiba berteriak, " sebentar.. sebentar... satu hal yang masih menjadi tanda tanya besar buat saya, bagaimana cara MEMASANG LONCENG dileher kucing itu?, sontak semuanya terdiam, terpekur, di sudut lain tampak sang tuikus muda itu hampir pingsan. Mereka tak tahu jawabannya.
saudaraku sealian, Rasul dalam merealisasikan cita-cita besarnya untuk menegakkan aturan Allah dimuka bumi ini, tidak melakukannya dengan bim salabim, tapi dengan amal dan amal. tidak sekedar amal , tapi amal yang didukung dengan visi dan misi robbani, langkah-langkah yang jelas dan implementatif, pengikut yang teruji keimanannya dibuktikan dengan jihad dan dakwah (tidak sekedar berteori), dan sebuah jamaah yang kokoh dan solid tanpa menghilangkan status muhajirin atau anshor, bahkan dalam perang pun kaum muslimin masih membawa bendera suku-sukunya, saling berlomba, untuk menunjukkan kontribusi terbaik setiap suku yang mereka persembahkan untuk Islam.
So untuk mewujudkan "solusi konkrit", kita harus beramal konkrit.
Conan Edogawa dan istighfar
Ya... memang akulah pembunuhnya, dendamku sudah terbalas... dia telah membunuh keluargaku beberapa tahun yang lalu" begitulah kurang lebih pengakuan Sang pembunuh, setelah trik membunuhnya "yang cerdas" dan tersusun rapi berhasil di ungkap secara brilian oleh Sinichi Kudo alias conan Edogawa, dalam salah satu serial Film kartun detektif Conan.
pada suatu pagi waktu saya masih kuliah S-1, di sebuah warung sekitar kampus , sambil makan nasi pecel plus telur dadar, sambel kecap dan krupuk udang kesukaan saya, saya secara tidak sengaja mengikuti sebuah pernyataan seorang pemuda kepada ibu penjual warung tersebut. " Aku sangat heran dengan teman-teman kampung sini... "nakal" (berbuat kriminal) kok di kampung sendiri... nakal gak papa asal jangan di kampung sendiri..beda dengan aku.. walapun aku "nakal"... nih lihat kakiku pernah ditembak polisi.. tapi aku tidak pernah "nakal" di kampung sendiri...
Di sebuah acara berita kriminal di salah satu stasiun TV swasta di Indonesia, seorang penjambret yang ditangkap polisi, mengaku bahwa alasannya menjambret adalah untuk menghidupi anak yatim piatu. Yang tentu saja alasan tersebut ditanggapi dengan "sindiran" oleh sang pembawa acara, bahwa alasan itu mengada-ada.
Ada survey yang unik, bahwa mayoritas narapidana tidak merasa bersalah atas tindakannya. Meraka selalu punya "alasan yang masuk akal' (minimal menurut nereka sendiri) untuk melakukan kejahatan tersebut.
Ikhwah fillah, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk senantiasa beristighfar, mohon ampun kepada Allah atas segala dosa kita, minimal 70 kali dalam sehari. Juga di sunnahkan sebelum berdoa, diawali dengan istighfar. Apa himah di balik itu semua?wallahu a'lam.
Ketika seseorang minta ampun (dengan ikhlas dan sungguh-sungguh) kepada Allah maka tindakan itu, pasti diawali dengan persaan merasa bersalah, menyesal, takut dengan murka dan adzab Allah atas tindakan dosanya, 'sekecil" apapun kesalahan itu. Dengan bekal perasaan khouf (takut) kepada Allah inilah yang mendorong seseorang untuk bersungguh-sungguh untuk beribadah, selain karena adanya roja' (harapan) dan mahabbah (cinta kepada Allah). Tanpa adanya perasaan merasa bersalah serta takut kepada Allah, mustahil seseorang akan beristighfar kepada allah secara bersungguh-sungguh, juga dapat dipastikan orang tersebut akan sulit merasakan manisnya iman, akan sulit merasakan manisnya ibadah, akan senantiasa berkecimpung dengan kesalahan (dosa) yang sama.
Oleh karena itu kenapa para narapidana setelah keluar dari penjara kemudian menjadi residivis dan juga meningkat "karir" kejahatannya. dari seorang pencuri, menjadi pencopet, dari pencopet menjadi penjambret, dari penjambret menjadi penodong, dari penodong menjadi menjadi perampok dan seterusnya, walaupun juga tidak dinafikan ada juga yang betul-betul bertaubat. salah satu jawabannya, karena mereka tidak memiliki rasa bersalah dan menyesal, syaithon telah memberikan "tazyin" atau memandang baik kemaksiatan yang dilakukan atau bahasa yang telah kita gunakan tadi adalah 'alasan yang masuk akal" untuk melakukan kejahatan.
Walaupun tidak se"ekstrim" ilustrastri di atas, seringkali kita tidak merasa bersalah atau menyesal terhadap perbuatan dosa kita bahkan memandang baik perbuatan tersebut, nastaghfirullah al-adzim. wallahu a'lam
C.I.N.T.A
Kasih Sayang (cinta), Anugerah Allah Terindah.... ...
Sore itu, dalam perjalanan kesurau, terlihat seekor anjing liar yang sedang mengais-ngais sisa makanan di tempat sampah. Anjing itu tampak pincang, ya, salah satu kaki depan anjing itu memang putus. Mungkin, anjing itu adalah anjing yang saya jumpai bulan ramadlan yang lalu, nampak lapar dan kehausan, waktu itu kakinya masih "kiwir-kiwir" hampir putus, waktu akan dibelikan makanan , anjing itu malah lari ketakutan. Alhamdulillah, anjing liar itu kini sudah menjadi ibu dari anaknya yang lucu-lucu. Di sebuah "rumah" kolong jembatan. Setiap hari anjing itu keluar mencari "sesuap nasi" demi memberikan susu buat anak-anaknya. Subhanallah, ditengah-tengah kekuarangannya induk anjing itu "dengan ikhlas" merawat anak-anaknya. Ya, karena Allah menganugerahkan kasih sayang kepada anjing itu.
Pada tahun sembilan puluhan, diakhir sesi Dunia dalam berita TVRI, ada sebuah berita yang menarik. Di sebuah kebun binatang di luar negeri, ada seorang bayi yang terlepas dari gendongan ibu yang sedang menonton simpanse dengan jarak yang begitu dekat, sehingga bayi itu masuk ke kandang simpanse. Sang ibu panik dan menjerit histeris, tidak bisa berbuat apa-apa selain minta tolong. "kehadiran" bayi dikandang itu "menarik" perhatian para simpanse, sebagai informasi dalam kondisi tertentu simpanse bisa berubah menjadi kanibal, terutama dengan simpanse dari suku lain. Tiba-tiba dengan cepat ada seekor simpanse betina menghampiri bayi itu, menggendong, mendekapnya, layaknya seorang ibu. Simpanse betina itu melindungi sang bayi dari serangan simpanse lain. Ia mempertaruhkan nyawa untuk membela bayi itu yang jelas-jelas bukan anaknya. dan akhirnya bayi itu selamat. subhanallah, allah telah menganugerahkan kasih sayang yang universal kepada simpanse betina itu.
Di salah satu acara Discovery Chanel, saya melihat sebuah tayangan yang spektakuler. Di tepi sebuah sungai yang rimbun dan bersemak tinggallah seekor buaya betina yang siap untuk bertelur. Tidak jauh dari sarang induk buaya itu ternyata juga ada tempat induk kura-kura menyimpan telur-telurnya yang nampak mulai menetas. Satu-persatu tukik, anak kura-kura, secara instingtif merayap menuju air. Tapi ternyata dari puluhan tukik itu ada yang salah jalan, bukan merayap ke air malah merayap ke tempat lain. "Celakanya" anak tukik itu merayap ke arah induk buaya yang "bersemayam" di sarangnya. Dengan secepat kilat sang buaya menyambar tukik itu dan memasukkan ke dalam mulutnya. Sejurus kemudian, sang buaya membuka mulutnya. ternyata sang buaya tidak mengunyah atau menelan yang tukik. Ternyata sang induk buaya memutar tubuh sang tukik, sehingga kepala tukik itu menghadap ke "jalan yang benar", ke arah sungai. Kemudian setelah itu sang induk buaya meletakkan tukik itu. Kemudian dengan tanpa "rasa bersalah", seolah-olah tidak terjadi apa-apa, sang tukik merayap menuju sungai. Subhanallah allah telah menganugerahkan kasih sayang yang universal kepada buaya betina itu.
Ikhwah fillah, Allah adalah Dzat yang sangat luas kasih sayangnya, walaupun hanya seperseratus yang diberikan di muka bumi ini, sudah membuat seekor induk binatang tidak menginjak anaknya, itulah yang disampaikan oleh rasul kita. Dan tiga ilustrasi diatas, induk anjing yang pincang, induk simpanse, dan induk buaya, juga bukti bahwa Allah memberikan rasa kasih sayangnya kepada semua makhluknya. Termasuk kita, manusia, makhluk yang paling sempurna.
Allah sangat mencintai orang yang memiliki kasih sayang. Oleh karena itu Allah memberikan surga bagi seorang pelacur yang memberikan minuman bagi anjing yang hampir mati karena kehausan. Dan Allah memberikan neraka bagi seorang yang "memenjarakan" kucing tanpa diberikan makanan.
Ikhwah fillah, kalau "sekedar" memberikan kasih sayang kepada binatang Allah memberikan surga. Apatah lagi, kalau kita memberikan kasih sayang itu kepada sesama manusia? wallahu a'lam bishshowab
Subscribe to:
Posts (Atom)