|Beranda|berita|Tarbiyah

Pemuda harapan.....


Subhanallah suasana malam itu begitu indah, di sebuah Masjid yang begitu besar, ratusan orang hadir untuk menjemput malam seribu bulan, lailatur qadar. Mereka datang berbondong-bondong bersama anak dan istrinya untuk I’tikaf. Cukup menarik, sejak kecil anak-anak sudah dibiasakan untuk akrab dengan masjid dan Al-qur’an. Tadarus bersama-sama setelah tarawih kemudian Qiyamul lail pada sepertiga malam terakhir. Subhanallah.
Yang lebih istimewa lagi adalah kehadiran bebarapa orang pemuda di masjid tersebut. Diantara mereka ada yang pelajar, mahasiswa(S1-S3) maupun pekerja. Di tengah-tengah kesibukan belajar, maupun pekerjaan, mereka menyediakan waktu khusus untuk I’tikaf, terutama di sepuluh hari terakhir Ramadlan. Tetapi sayang, jumlah mereka tidak sebanyak bapak-bapak (kakek-kakek) dan anak-anak. Kemana pemuda yang lain?semoga mereka sedang I’tikaf di masjid yang lain. Amin.
Salah seorang ulama terkemuka dunia, ketika berbicara dihadapan puluhan ribu pemuda di masjid Al-Azhar Jakarta menyampaikan bahwa beliau berharap Negara Indonesia menjadi pioner kebangkitan umat Islam di seluruh dunia. Harapan itu muncul dengan semakin meningkatnya kesadaran berislam dari kalangan pemuda terpelajar di Indonesia. Mereka bangga dengan Islam dan siap membela Islam, ditengah-tengah gelombang ghazwul fikri (perang pemikiran) yang mengepung mereka. Beliau menambahkan, sebuah agama atau falsafah mengalami masa kejayaanya ketika pemuda sebagai pengusung utama agama atau falsafah tersebut.
Kalau kita lihat dalam sejarah peradaban Islam, peranan pemuda sangatlah besar, di mulai sejak awal kenabian. Seperti yang kita tahu, Rasulullah mendapat wahyu dari Allah pada usia 40 tahun. Rasul juga memiliki beberap sahabat pilihan waktu itu, salah satu sahabat Rasul yang paling senior adalah Abu Bakar, yang lebih muda satu tahun dari Rasul. Sahabat yang lain, terutama assaabiquunal awwalun, rata-rata usia mereka jauh lebih muda daripada beliau. Mereka inilah orang-orang yang mendapat pembinaan langsung dari Rasul. Mereka inilah orang yang membela Rasul dan Islam ketika diserang secara fisik dan psikologi. Mereka inilah pengusung utama dakwah Islam pada masa itu. Dengan melalui tangan merekalah dalam waktu relative singkat, cahaya Islam membentang dari Maghrib (maroko) di afrika, sampai negeri Cina di Asia Timur. Melalui perantara generasi pemuda sahabat rasul inilah dakwah Islam menjangkau 1/3 kawasn dunia. Besarnya peran pemuda dalam masa-masa awal dakwah Islam menunjukkan bahwa Islam memberikan perhatian khusus kepada pemuda.
Pada suatu saat Hasan Al-Banna ketika berbicara tentang kondisi umat Islam, yang mengalami kemunduran yang sangat luar biasa,menyampaikan bahwa umat Islam saat ini sedang mengalami kebangkrutan, semua asset sudah habis. Setelah runtuhnya kekhilaahan Turki Utsmani, umat Islam semakin terpecah-pecah. Seluruh Negara Islam dijajah oleh negara-negara Eropa, kekayaan alam mereka dikuras habis, kebebasan berislam dipasung, akhlak dan pemikiran mereka diracuni oleh ideologi sekuler, pemurtadan ada di mana-mana. Tapi, menurut beliau, masih ada satu aset Islam yang masih tersisa, yaitu PEMUDA. Kenapa pemuda? Karena dalam diri pemuda memiliki keunikan dan ciri khas dibandingkan dengan kelompok usia yang lain. Pertama, pemuda memiliki keikhlasan, kemurnian orientasi perjuangan. Tidak ada pamrih, kecuali pamrih untuk mendapatkan surga. Pemuda tidak terikat dalam sebuah kepentingan, kecuali kepentingan untuk terbebas dari adzab yang pedih. Kedua, pemuda memiliki semangat. Dengan semangat semacam inilah hamper seluruh perubahan di dunia, dilakukan oleh pemuda. Para pejuang kemerdekaan di Indonesia, baik secara fisik maupun diplomasi, adalah para pemuda. Dan yang paling mutakhir adalah peristiwa reformasi, dimana semangat pemuda adalah sebagai penggeraknya. Ketiga, pemuada memiliki fisik yang kuat. Jika dibandingkan dengan kondisi fisik kelompok usia yang lain, usia muda lebih baik. Dan kondisi fisik terbaik seseorang adalah pada usia muda. Oleh karena itu betapa tugas-tugas besar yang tidak dapat dipikul oleh orang-orang tua atau anak-anak bias dilakukan oleh pemuda. Keempat pemuda memiliki intelektualitas. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, rasional dan pembelajar yang cepat. Banyak ide-ide besar lahir dari para pemuda. Banyak penemuan-penemuan besar dihasilkan oleh pemuda. Dengan minimal empa potensi tersebut , melalui pertolongan Allah, pemuda Islam bias meujudkan kembali kejayaan Islam. Insya Allah.
Tapi memang, musuh-musuh Islam tidak bias tinggal diam melihat masih ada asset Islam yang tersisa, yaitu pemuda. Oleh karena itu mereka menggunakan segala cara untuk “menghabisi” asset Islam. Tidak dengan cara fisik, tapi dengan cara yang halus. Tidak dengan siksaan-siksaan tetapi menggunakan buaian-buaian yang menghancurkan. Mereka sodori pemuda Islam dengan tontonan-tontonan cabul yang merusak akhlak. Mereka suguhi pemuda Islam dengan tontonanan sia-sia yang membuang-buang waktu para pemuda serta menjauhkan para pemuda dari agamanya. Hilanglah kebersihan orientasi, karena memperturutkan hawa nafsu. Hilanglah semangat mereka, karena menjadi generasi yang pemalas dan apatis. Hilanglah kekuatan fisik, karena mereka dijejali dengan narkoba serta zat beracun lainnya. Hilanglah semangat belajar mereka, karena disibukkan dengan sesuatu yang sia-sia. Cara-cara yang digunakan oleh musuh Islam di atas untuk menghancurkan Islam hampir analog yang dilakukan oleh Inggris pada waktu perang candu di Cina. Setelah mereka beberapa kali gagal menaklukkan Cina secara fisik (mungkin karena banyak yang jago kungfu?), akhirnya mereka menggunakan cara lain, yaitu mengedarkan candu di kalangan pemuda Cina, setelah sekian lama mengkomsumsi candu, pemuda cina mengalami ketagihan dan tentunya juga diikuti dengan kelemahan fisik dan mental mereka. Pada saat seperti itulah akhirnya cina dapat dikuasai dengan mudah.
Dari uraian di atas, dapat kita lihat betapa pentingnya peran pemuda dalam kebangkitan Islam serta betapa besar bahaya dari segala arah yang mengancam mereka, oleh karena itu usaha untuk mendekatkan para pemuda kepada agamanya harus senantiasa dilakukan, baik oleh para pemerintah maupun ormas Islam. Bukan mengajari Islam secara teoritis saja, tetapi sekaligus mengajari realisasinya. Bukan mengajari Islam secara parsial, tetapi mengajari Islam secara menyeluruh, yaitu dalam segala aspek kehidupan. Ketika semakin banyak pemuda islam yang komitmen kepada Islam, ketika semakin banyak yang bangga akan Islam, ketika semakin banyak pemuda yang memberikan pembela kepada Islam, maka kejayaan Islam hanya tinggal menunggu waktu . Wallahu a’lam buishshowab