|Beranda|berita|Tarbiyah

perjuangan tiada akhir

Anto ,bukan nama sebenarnya, seorang mas'ul di sebuah LDK baru saja "lengser" dari amanahnya. Ikhwan semester 8 di sebuah perguruan tinggi negeri ternama ini bertekad untuk lulus tepat waktu, selain karena tuntutan orang tua juga keinginannya untuk segera bermaisyah dan beraisyah dengan segera. Berbagai persiapan telah dilakukannya untuk menyelesaikan skripsinya, di antaranya adalah nglembur di lab setiap hari. Keluar lab hanya untuk sholat dan makan.
Tetapi di tengah-tengah kesibukannya itu anto masih menyempatkan waktu untuk mengisi 2 kelompok kajian rutin adik kelas di kampusnya. Selain itu untuk segera menyelesaikan skripsinya, anto minta izin untuk cuti dari amanah formal sampai ujian akhir skripsi (selama 1,5 bulan).
Winda ,bukan nama sebenarnya, adalah seorang akhwat yang berprestasi. banyak perlombaan ilmiah yang di ikutinya, tidak jarang dia keluar sebagai juaranya, baik di tingkat kampus atau regional. Bahkan di semester kemarin dia di daulat menjadi mahasiswa prestasi terbaik di fakultasnya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika itu menjadi daya tarik tersendiri bagi adik-adik mentoring di kampusnya Oleh ikhwah di kampus winda dipercaya menjadi masulah di departemen kemuslimahan LDK. Di bawah kepemimpinannya departemen tersebut tercatat sebagai departemen dengan kinerja dan produktivitas terbaik.
Kisah Anto dan Winda di atas adalah gambaran sosok ikhwan dan akhwat yang diinginkan dakwah. Anto walaupun dengan amanah yang sedemikian berat, menjadi masul LDK, tidak menjadikannya "lupa daratan". Dia tetap berusaha sekuat tenaga untuk lulus tepat waktu. Pun juga winda di tengah-tengah bergelimangnya prestasi akademik, tidak membuatnya "lupa lautan" dia juga aktiv dalam dakwah, tidak sekedar aktiv, tetapi juga produktif.
Ikhwah fillah, syaikh yusuf qorodhowi dalam salah satu bukunya memeberikan analogi. Kalau kita menanam pohon-pohon kurma di kebun kita, akan lebih bijak kalau kita juga menanam "tumpang sari" yang lebih cepat di panen untuk kebutuhan sehari-hari. Karena walaupun kurma nilai manfaatnya jauh lebih tinggi tetapi masa panennya cukup lama, dalam hitungan tahun.
Dakwah akademis adalah dakwah jangka panjang. yang bisa jadi nikmatnya belum bisa dirasakan dalam waktu dekat. Oleh karena itu kita harus melakukan aktivitas 'tumpang sari" dakwah kampus.Tidak boleh hanya karena ingin berdakwah di kampus akhirnya masalah akademis dan kompetensi terabaikan. Begitu pula tidak boleh hanya karena ingin berdakwah jangka panjang (di bidang akademis) menjadikan seorang aktivis menjadi lembam, sulit untuk bergerak atau digerakkan (pasiv dari dakwah). semoga kita tidak termasuk orang yang di campakkan oleh Allah dalam kebinassan, karena meninggalkan jihad dan dakwah

"....jangan campakkan diri kalian dalam kebinasaan."(al-baqarah 195). Asbabun nuzul ayat di atas adalah, ketika pada suatu hari seorang sahabat yang telah mengikuti banyak peperangan bersama Rosul mengungkapkan bahwa setelah umat islam mengalami banyak kemenangan, sudah saatnya mereka kembali ke kebun-kebun mereka (tidak mengikuti jihad), konsentrasi dengan tanamannya, setelah panen, hasil perkebunannya di infaqkan di jalan Allah. ternyata Allah melarang tindakan tersebut, karena itu merupakn tindakan mencampakkan diri dalam kebinasaan
Dari ayat di atas dapat sebuah ibroh bahwa jihad dan dakwah adalah tidak dapat tergantikan dengan amal lain hatta itu adalah infaq dengan harta. Orang yang meninggalkan jihad dan dakwah hatta itu karena alasan rasional sekalipun dikatakan mencampakkan diri dalam kebinasaan.