|Beranda|berita|Tarbiyah

Antara Tartar dan Amerika


Masih jelas dalam ingatan kita, fitnah besar yang menimpa umat Islam. Sebuah pembantaian massal yang dilakukan oleh pasukan Tartar, dibawah pimpinan Hulagu Khan. Sebuah pasukan yang telah meluluh lantakkan negeri Islam di Baghdad, serta segala peradabannya waktu itu. Dalam waktu satu hari 80.000 kaum muslimin dibantai. Jalan-jalan di Baghdad waktu itu banjir dengan darah, hanya sedikit yang selamat. Kalaupun selamat kematian mereka hanya menunggu waktu saja, karena mereka terjamgkit wabah penyakit yang ditimbulkan oleh mayat kaum muslimin yang tergeletak di setiap sudut kota Baghdad tanpa ada pemakaman. Umat Islam begitu terhina, Ibnu Asir dalam sirohnya mencatat, seorang tentara wanita Tartar dalam satu kali waktu bisa membunuh seratus laki-laki baghdad, tanpa perlawanan. Para wanita dinistakan kehormatan mereka. Masjid, sekolah dan universitas dibakar, perpustakaan dan segalanya isinya diluluh lantakkan, buku karya saintis Islam ditenggelamkan di laut. Negeri Islam sekaligus peradabannya telah dilenyapkan.
La haula walaa quwwata Illa iillah. Tidak ada yang tidak mungkin, jika Allah berkehendak. Sejarah juga mencatat, bahwa tidak lama setelah Jengis Khan terjungkang dari kekuasaannya. Melalui tangan seorang dai yang ikhlas, Allah memberikan hidayah kepada seorang raja Negara Tartar. Generasi sesudah hulagu Khan. Yang akhirnya dengan keislaman sang raja, agama islam menyebar dengan cepat kepada rakyat Tartar dan Negara-negara lain yang dikuasai oleh Tartar. Sesuatu yang “aneh”, orang tua mereka membantai umat Islam, tetapi generasi penerus mereka justru pemeluk dan pembela Islam. Generasi baru Tartar kembali membangun peradaban Islam yang telah dihancurkan oleh orang tua mereka. “Aneh” memang “aneh”. Tapi ini memang terjadi. Ini adalah bumi Allah, Bung!!
Masih jelas dalam ingatan kita, fitnah besar yang menimpa umat Islam baru-baru ini. Sebuah pembantaian massal yang dilakukan oleh pasukan Amerika, dibawah pimpinan George Bush. Sebuah pasukan yang telah meluluh lantakkan negeri Islam di Irak dan afghanistan, serta segala peradabannya. Dengan mengatas namakan perang melawan terorisme. Dalam waktu lima tahun hampir 2 juta kaum muslimin dibantai. Rumah dan Jalan-jalan di Iraq dan Afghanistan banjir dengan darah. Kalaupun selamat kematian mereka hanya menunggu waktu saja, karena mereka terjamgkit wabah penyakit permusuhan sesama kaum muslimin yang dihembuskan oleh Amerika. Umat Islam begitu terhina, dalam berita yang dilansir media, seorang tentara wanita Amerika melakukan pelecahan kepada tahanan lelaki Islam, baik di Abu Ghuraib maupun di Guantanamo. Para wanita dinistakan kehormatan mereka. Masjid, sekolah dan universitas dibombardir, perpustakaan dan segalanya isinya diluluh lantakkan, dengan alasan yang tidak masuk akal, tempat itu digunakan sebagai sarang teroris. Negeri Islam sekaligus peradabannya telah dinistakan oleh Amerika.
La haula walaa quwwata Illa iillah. Tidak ada yang tidak mungkin, jika Allah berkehendak. Sejarah akhirnya mencatat, bahwa tidak lama setelah hulagu Khan (maksud saya George Bush-red) menyatakan perang terhadap terorisme (Islam), Islam justeru semakin mengukuhkan dirinya sebagai The fastest growth religion in America. Melalui tangan para dai yang ikhlas, Allah memberikan hidayah kepada pemuda dan pemudi Amerika. Sebelum terjadi peristiwa 9/11 orang orang yang masuk Islam di dominasi oleh Afro-American maka sekarang ini Hispanic dan Anglo-Saxon serta ras di Amerika lainnya mencapai peningkatan jumlah yang sangat fantastis. Tak kurang dari 20.000 orang setiap tahun, atau rata-rata 60 orang setiap hari, masuk Islam. Subahanallah.
Seperti yang kita ketahui bersama, salah satu sarana ghozwul fikri (perang pemikiran), yang dilancarkan Amerika adalah media massa, baik cetak maupun elektronik. Melalui media cetak dan elektronika maupun agen informasi Amerika lainnya, mereka mendeskriditkan Islam dan umat Islam. Berita negatif tentang Islam, Islam tidak menghargai HAM, Islam menistakan wanita, Islam bodoh dan miskin dan yang paling mutakhir adalah mereka mencitrakan Islam sebagai agama para teroris. Mungkin fitnah ini cukup efektif untuk membius orang Amerika enam atau sepuluh tahun yang lalu. Karena pada waktu itu media komunikasi masih berupa televisi, Koran, majalah dan radio, belum ada internet, yang tentunya semua informasi di setir oleh “ideolog” pemerintah amerika. Yang kedua, pada waktu itu orang Amerika masih tidak mau tahu tentang Islam. Berbeda dengan sekarang ini, setelah pernyataan perang George Bush melawan terorisme (baca Islam) pasca peristiwa 9/11, berita negatif tentang Islam sangat gencar di Amerika. Di satu sisi ini menimbulkan salah paham tentang Islam oleh rakyat Amerika, ini ditunjukkan dengan banyaknya kekerasan yang menimpa umat Islam pasca peristiwa 9/11, tapi di sisi yang lain berita negatif ini menimbulkan rasa penasaran di kalangan rakyat Amerika. Apa itu sebenarnya Islam. Pertanyaan ini, menjadi common sense rakyat Amerika. Berbeda dengan sebelum peristiwa 9/11.
Untuk mengobati rasa penasaran mereka itu, Informasi negative tentang Islam yang di lancarkan media Amerika dirasa tidak menjawab. Internet adalah solusinya, selain bertanya kepada teman yang kebetulan muslim. Untunglah mereka ketika mencari tahu tentang Islam, mereka tidak datang ke Indonesia, negera islam terbesar dengan korupsi terbesar, prostitusi terbesar dan negara pornografi terbesar. Tapi sebagaimana ciri masyarakat rasional lainnya, untuk tahu tentang Islam mereka selalu merujuk pada Al-quran, bukan pada orang Islam. Jadi tidak heran kalau Al-quran termasuk Best Seller di Amerika saat ini. Mereka banyak mencari informasi tentang Islam melalui internet. Yang unik dalam sebuah testimoni seorang mualaf anglo saxon, dia berasal dari sebuah kota kecil, yang hampir tidak ada umat Islamnya disana. Dia tahu tentang Islam melalui internet, karena seperti yang kita ketahui begitu banyak sekarang ini para dai yang berdakwah di dunia maya dengan membuat website Islam, pemuda Amerika tersebut masuk Islam bukan dari kawan atau dai yang mendakwahi secara langsung kepadanya. Subhanallah.
Peristiwa yang sempat menghebohkan Amerika adalah masuk Islamnya Angela Collins seorang presenter acara musik dan hiburan terkenal di Amerika. Dalam salah satu headline saluran televise Fox yang bertajuk “Culture Shock?” dibahas tentang fenomena “berbondong-bondongnya” penduduk Amerika khususnya dari kalangan Anglo saxon. Pada cara tersebut ada telewancara dengan Angela Collins, seorang wanita Amerika, sekarang ini menjadi guru Sekolah Dasar Islam di Amerika, yang di gambarkan oleh pembaca berita sebagai “blue eye, brown hair woman” yang sekarang ini menggunakan headscraft (jilbab).
Pada salah satu kesempatan wawancara di salah satu stasiun televisi negara Arab,Prof. Yusuf Qaradawi menyampaikan keoptimisan beliau bahwa Islam akan hadir dan mendatangkan rahmatnya ke Negara Amerika dan Eropa dalam waktu yang tidak lama lagi, tetapi tidak dengan pedang, dengan dakwah dan kebaikan. Ini sesuai dengan nubuwah dari Rasulullah. Bahwa Islam akan memfutuhkan Persi dan Romawi. Persi sudah difutuhkan dengan rahmat Islam pada masa Khulafaur Rasyidin, Romawi timur (turki) sudah di futuhkan dengan rahmat Islam tujuh abad kemudian di bawah pimpinan Muhammad Al-Fatih. Sebentar lagi insya Allah adalah Romawi bagian yang lain yaitu eropa serta daerah persebaran penduduknya (Amerika dan Australia). Sekali lagi tidak dengan senjata dan pedang. Tetapi dakwah dan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan bisa jadi bukan kita yang melakukannya, tapi pemuda asli Eropa, Amerika maupum Australia yang telah berkomitmen kepada Islam dan dakwah.Insya Allah. Wallahu a’lam Bishshowab