|Beranda|berita|Tarbiyah

Kasih Sepanjang Jalan...




Blessed is your face
Blessed is your name
My beloved
Blessed is your smile
Which makes my soul want to fly
My beloved
All the nights
And all the times
That you cared for me
But i never realised it


Demikianlah sebuah nasyid yang dibawakan oleh Sami Yusuf yang menggambarkan perasaan seorang anak terhadap senyuman, kebaikan dan kasih sayang Ibunya. Sebuah ungkapan yang tidak berlebihan seorang anak yang mengingat bagaimana ibunya telah menjaganya sepanjang malam sepanjang waktu . Ya, perasaan anak dalam nasyid itu, juga mewakili perasaan kita semua.
Saudaraku, pengorbanan ibu kepada kita begitu besar, tidak mungkin bagi kita untuk membalasnya. Ibu telah mebuktikan cinta sucinya kepada kita semenjak kita berada dalam kandungan sampai kita dewasa seperti sekarang ini. Oleh karena itu dalam salah satu hadits dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda : Seorang anak tidak bisa membalas kebaikan orang tuanya kecuali jika dia mendapati orang tuanya sebagai budak, kemudian ia beli dan membebaskannya.” (HR. Muslim )
Saudaraku, andaikan kita tahu dan sadar ketika kita berada dalam kandungan ibu dibulan-bulan pertama, ibu kita merasakan mual, pusing, lemas dan tidak selera makan. Ketika kehamilan ibu kita semakin besar, gerakan ibu kita semakin berat karena harus "membawa" kita kesana kemari , setiap hari tubuh terasa pegal-pegal , bahkan tidurpun tidak pernah nyenyak.
Andaikan kita tahu dan sadar ketika di masa-masa kehamilan yang semakin tua, ternyata ibu kita memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan dan keselamatan kita di kandungannya melebihi kesehatan dirinya. Kita, walaupun belum punya nama waktu itu, selalu dilantunkan dalam do'a-do'a dan tangis syahdu munajat malamnya.
Andaikan kita tahu dan sadar bagaimana perasaan tegang ibu kita menjelang persalinan. Ibu kita tegang bukan karena takut sakit, tapi mengkhawatirkan keselamatan kita ketika persalinan.
Andaikan kita tahu dan sadar betapa sakitnya proses persalinan kita, mungkin kita tidak akan pernah tega untuk membuat ibu kita sedih. Subhanallah, kekuatan cinta, harapan dan semangat jihad yang membuat ibu kita tangguh dan kuat menghadapi proses persalinan. Ketika kita lahir, tidak ada pertanyaan dari ibu kita, "darah saya sudah terkuras berapa liter suster, untuk persalinan ini?" tetapi yang ada hanya ," bagaimana kondisi anak saya dokter?"Pedih terasa hilang tergantikan senyum tersungging diiringi rasa syukur ketika kita lahir dengan selamat.
Andaikan kita tahu dan sadar betapa sabar ibu kita harus terjaga dimalam hari karena tangisan kita. Ibu kita begitu sedih dan gundah gulana ketika kita sakit, sampai ibu kita kurang tidur dan istirahat.
Andaikan kita tahu dan sadar bahwa ibu kita yang pertama kali mengenalkan kepada kita siapa Tuhan kita, siapa Nabi kita dan apa Agama kita. Ibu yang mengajari kita untuk melafalkan satu dua suku kata alquran, serta engajari akhlaq yang mulia.
Tentu kita masih ingat ketika kita tumbuh besar, ibu kita memenuhi segala kebutuhan kita, makan kita, pakaian kita. Ketika kita pulang terlambat, ibu kita begitu khawatir. Ketika kita menghadapi ujian di sekolah , ibu selalu mendoakan kita ibu dengan dan mendorong kita. Ketika kita sedih, ibu yang menghibur kita, ketika kita salah ibu yang mengingatkan kita. Semuanya adalah ibu kita. Ya Saudaraku, memang benar kata pepatah, kasih ibu sepanjang jalan.

kasih ibu
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia