|Beranda|berita|Tarbiyah

Cemburu....

"Mas, tolong disampaikan ke ta'mir surau sini ya, kalau bisa ramadlan ini, suraunya dihiasi dengan lampu warna-warni serta dikasih spanduk bertemakan ramadlan, biar meriah gitu. Kalau dinegra saya, pakistan, kalau masuk hari besar Islam pasti ramai dan semarak. Masak kita kalah dengan gebyarnya perayaan hari besar agama lain, padahal di sini kan umat Islam jumlahnya banyak...", begitulah kira-kira terjemahan bebas curpat (curah pendapat) campuran bahasa urdu dan melayu dari seorang brother asal pakistan.

Subhanallah, saya kagum kepada beliau, selain beliau selalu menyempatkan sholat berjamaah di surau disela-sela kesibukannya sebagai pramusaji di sebuah Restoran, beliau ternyata cemburu (ghiroh) dan peduli tentang pentingnya syiar Islam.
Demonstrasi dan kemarahan umat Islam terjadi dimana-mana, ketika karikatur Rasulullah SAW dimuat disebuah media di Denmark, begitu juga ketika Iraq di invasi oleh Amerika atau ketika terjadi pembantaian umat Islam di Palestina yang dilakukan oleh Israel. Demonstrasi dan kemarahan umat islam bisa terjadi karena umat Islam adalah umat yang pencemburu (mempunyai ghiroh).
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah , Allah akan melaknat seorang suami yang tidak memiliki rasa cemburu kepada istrinya, yaitu suami dayyus yang membiarkan istrinya "dijamah" baik secara fisik maupun non fisik dan dinistakan kehormatannya oleh orang lain. Islam mengajarkan suami untuk cemburu (ghiroh).
Pemuda dan pemudi Islam semakin hari semakin banyak yang terlibat aktif dalam aktivitas memakmurkan masjid. Mereka mempunyai semangat untuk memperbaiki diri dan pada saat yang sama berusaha untuk melakukan perbaikan di lingkungan sekitarnya. Hanya keimananlah yang mendorong semangat dan cemburu (ghiroh) mereka kepada Islam.
Kita sebagai suporter sepak bola, merelakan waktu akhir pekan kita habis untuk menyaksikan pertandingan klub kesayangan kita secara langsung di stadion. Betapa tidak, untuk menyaksikan pertandingan yang dimulai pukul empat sore, kita harus antri tiket sejak jam sebelas siang kalau tidak ingin kehabisan. Praktis waktu sholat dhuhur dan ashr kita ada di stadion (semoga Allah memudahkan kita untuk menunaikan sholat). Selain korban waktu, kita juga korban uang, puluhan ribu bahkan ratusan ribu dibelanjakan untuk sekali pertandingan. Sepanjang pertandingan, yel-yel tiada henti kita kumandangkan untuk mendukung tim kesayangan. Sorak sorai dan ketegangan silih berganti. Histeris ketika tim kesayangan kita berhasil menjaringkan bola ke gawang lawan atau tubuh kita terasa lemas dan jantung serasa berhenti berdegup ketika tim lawan mengancam gawang atau mencetak gol. Hanya orang yang mempunyai ghiroh(cemburu)kepada tim kesayanganlah yang bisa merasakannya.
Rasulullah memerintahkan kaum muslimin untuk memerangi orang-orang yahudi dimadinah, "hanya" disebabkan oleh kekurang ajaran orang yahudi terhadap seorang muslimah. Orang yahudi di madinah telah mempermalukan seorang muslimah dengan cara membuka aurot seorang muslimah di depan umum. Ya, umat Islam memang umat yang pencemburu (mempunyai ghiroh).
Cemburu (ghiroh) tanda cinta, begitulah yang sering kita dengar. Tetapi cemburu (ghiroh) seperti apakah yang diajarkan Islam? tentu bukan cemburu buta atau cemburu tuli dan bisu. Islam mengajarkan kita untuk cemburu secara proporsional dan sesuai dengan syariat. Cemburu yang berlebihan justru akan menodai makna cinta. Cemburu yang tidak proporsional justru merugikan kita atau orang yang kita cintai. Cemburu buta memudahkan pihak ketiga untuk memprovokasi dan memanfaatkan kecemburuan kita untukkepentingan mereka.Cemburu yang tidak sesuai dengan syariat justru akan menodai cinta kita kepada Allah dan Islam. Contoh, ketika sebuah tim sepak bola kalah karena disebabkan oleh ketidak adilan wasit, pasti fan fanatiknya akan kecewa dan marah. Di antara mereka ada yang mengumpat dan melempari wasit dengan botol minuman., kemudian membakar kursi stadion. Tidak cukup di situ, setelah keluar dari stadion melempari suporter lawan dengan batu, membakar sepeda motor dan mobil, menjarah toko-toko disekitar stadion, kemudian membajak bis atau truk untuk mengantar pulang. Kemudian apa akibatnya?pasti kita sudah tahu jawabannya. Selain terjadi korban jiwa, orang lain yang tidak tahu-menahu tentang ketidak adilan wasit yang menyebabkan salah satu tim dirugikan, harus kehilangan motor, mobil atau barang-barang ditokonya akibat dijarah. Kemudian klub akan menerima sangsi dari otoritas sepak bola, mungkin di denda ratusan juta, atau larangan bermain, bermain tanpa suporter atau yang paling buruk di diskulifikasi dari kompetisi. Oleh karena itu siapa yang rugi? yang rugi tentu adalah klub yang kita sayangi dan juga suporter lain yang tidak terlibat dalam aksi brutal tersebut. Yang jelas kecemburuan (ghiroh) yang tidak proporsional suporter brutal tersebut telah dimanfaatkan atau bahkan bisa jadi DIBUAT oleh para COPET, para PENJAMBRET, atau oknum yang memang menghendaki KEHANCURAN klub yang didukung suporter brutal tersebut
Oleh karena itu, kecemburuan kita terhadap siapa atau apapun, harus proporsional dan sesuai dengan syariat yang telah digariskan dalam alqur'an dan assunnah. wallahu a'lam